JAKARTA, MEDIAMAKASSAR.COM- Presiden
Joko Widodo mengirimkan sejumlah bantuan sembako kepada masyarakat terdampak
banjir bandang yang menerjang Kabupaten Luwu Utara.
Bantuan sembako diserahkan
langsung oleh tim dari Sekretariat Presiden bersama Paspampres di posko
penanganan darurat bencana alam, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, pada
Rabu, 22 Juli 2020.
Sebanyak 3.000 paket sembako
bantuan Presiden secara simbolis diserahkan kepada Bupati Luwu Utara Indah
Putri Indriani.
Secara keseluruhan, bantuan
sembako yang dikirimkan berjumlah 10.000 paket. Tiap paket bantuan sembako
terdiri atas beras sebanyak 5 kilogram, minyak goreng 1 liter, gula 1 kilogram,
dan teh celup 1 kotak.
Selain paket sembako,
diserahkan juga 900 paket bantuan yang terdiri atas selimut, sarung, susu
balita, handuk dewasa, dan popok balita.
Sebelumnya, Presiden Joko
Widodo telah memerintahkan jajarannya untuk turun menangani dampak banjir
bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Curah hujan tinggi pada
Senin, 13 Juli 2020, lalu menyebabkan banjir bandang dari hulu sungai ke
Kecamatan Masamba yang mengakibatkan kerusakan rumah-rumah dan fasilitas publik
serta tertutupnya akses jalan ke wilayah tersebut.
“Dari Jakarta saya telah
memerintahkan Menteri PUPR untuk segera turun ke Luwu Utara bekerja sama dengan
pemerintah Sulawesi Selatan, TNI, Polri, Basarnas, dan BPBD setempat melakukan
upaya penanganan darurat dan segera memulihkan kondisi Masamba,” ujar Presiden
melalui unggahan di akun Instagram pribadinya.
Kepala Negara juga
menyampaikan dukacita mendalam atas jatuhnya korban jiwa dalam bencana tersebut
serta mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan
ketabahan dari-Nya.
“Saya menyampaikan dukacita
yang dalam atas jatuhnya korban jiwa dalam bencana ini dan kepada
keluarga-keluarga yang ditinggalkan, kiranya diberi-Nya kesabaran dan
kekuatan,” ucapnya.
Sementara itu, Komandan Korem
142/Taroada Tarogau Brigjen TNI Firman Dahlan mengatakan, yang menjadi
tantangan bagi aparat di lapangan adalah penyaluran bantuan pada saat situasi
pandemi Covid-19 yang saat ini melanda Indonesia, termasuk wilayahnya.
“Memang dalam kondisi
Covid-19 yang kita hadapi sekarang ini, kita harapkan tidak terjadi pandemi
baru ataupun klaster baru yang terjadi. Yang paling rawan adalah tempat
pengungsi. Sehingga langkah yang kita lakukan adalah mengatur pengungsi sesuai
dengan protokol kesehatan,” katanya.
Untuk diketahui, berdasarkan data Pusat Pengendali
Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu
Utara per Senin, 21 Juli 2020, banjir bandang telah menelan korban jiwa 38
orang.
Selain itu, 9 orang dinyatakan masih dalam proses
pencarian, dan 106 orang luka-luka. Bencana ini juga telah mengakibatkan 14.483
orang dari 3.627 KK mengungsi. (Wan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar