GOWA,MAKASSARKITA.COM-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Wakil Presiden
Jusuf Kalla hari ini canangkan penanaman bambu nasional yang dilaksanakan
di Malino, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
Pada kesempatan tersebut, Jusuf Kalla
meresmikan sekaligus melakukan simbolis penanaman bambu jenis Pattung (Dendrocalamus
asper) di lahan seluas 5,5 hektar di Kelurahan Lanna, Kecamatan
Parang Loe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Sulawesi Selatan menjadi lokasi awal
pencanangan Penanaman Bambu Nasional yang menargetkan penanaman 100 juta Batang
Bambu di Seluruh Indonesia. Di Sulawesi Selatan sendiri ditargetkan akan
ditanaman 10 juta batang bambu.
Tanaman bambu dipilih untuk dikembangkan
secara besar-besaran adalah karena ada
keresahan Wakil Presiden bahwa kondisi
sungai yang airnya selalu keruh serta proyek penataan tepian sungai dengan
pembangunan talud sering tidak optimal hasilnya sementara anggaran yang
dibutuhkan sangat besar untuk membangunnya.
Oleh karena itu terpikirkan oleh Wakil
Presiden untuk menanam bambu di lereng-lereng sungai sebagai tanaman reboisasi
yang efektif mengurangi erosi, menjaga dinding sungai sekaligus dapat diperoleh
manfaatnya dan memberdayakan masyarakat.
”Bagaimana cara memelihara lingkungan
terutama sungai dengan murah, hasilnya bertahan dan tidak gersang, maka salah
satunya tentu dengan menanam pohon. Dan pohon yang efektif dan berguna bagi
masyarakat serta cepat dan tahan hidup dilereng-lereng dan dimanapun adalah
bambu. Bambu juga mempunyai manfaat dari akar, batang sampai danunnya. Oleh
karena itu timbulah pemikiran bahwa budidaya bambu harus kita kerjakan ulang,”
kata Jusuf Kalla (JK).
Menurut JK salah satu indikator
keberhasilan penghijauan adalah kualitas sungainya. “Sungai dimanapun di
Indonesia banyak yang tidak biru airnya. Karena itu saya bilang ukuran
keberhasilan penghijauan adalah sungai, kalau air sungainya biru berarti
berhasil, kalau air sungainya keruh berati belum berhasil, itu saja ukurannya.
Karena itulah maka salah satu caranya melibatkan masyarakat untuk penghijauan,”tuturnya.
Digaungkannya Gerakan Penanaman Bambu
Nasional ini adalah agar masyarakat dapat terberdayakan dan diperoleh
biaya yang efisien untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan
kemanfaatan dari tanaman bambu.
“Akhirnya dipilihlah metode gerakan
nasional yang bermanfaat untuk masyarakat dan lingkungan, pemerintah bisa
membiayai dengan murah tidak perlu pemerintah harus terjun langsung, tetapi
dengan menggerakan mayarakat. Itu program yang paling mudah, paling cepat,
paling terawasi, masyarakat akan mengawasinya karena akan bermanfaat untuk
dirinya. Jangan lewat proyek yang besar-besar yang tidak bisa
diperiksa”,jelasnya.
Dalam pencanangan ini Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK), Siti Nurbaya melihat betapa pentingnya gerakan
penanaman bambu ini karena akan meningkatkan fungsi hidroorologis yang
bermanfaat bagi alam dan masyarakat dari keberadaan hutan bambu kedepannya.
Menteri LHK optimis gerakan ini akan
berhasil. “Targetnya adalah 100 juta batang bambu, dan di Sulawesi Selatan ini
Gubernur satu tahun yang lalu sudah bicara dengan saya akan mencanangankan 10
juta batang bambu. Oleh karena itu yang Kementerian LHK harus dukung paling
utama adalah pembibitan. Kita sebetulnya secara reguler itu siap menyediakan 2
juta batang bambu. Tetapi kalo kita lihat gerakan masyarakat dan dukungan
komunitas serta dunia usaha saya yakin dapat kita capai target itu”, kata Siti Nurbaya melalui keterangan tertulisnya yang diterima Makassarkita.com.
Pejabat tinggi yang juga hadir dalam
Pencanangan Penanaman Bambu Nasional, antara lain Menteri Telekomunikasi dan
Informatika, Gubernur Sulawesi Selatan, Bupati Gowa, serta Unsur dari
TNI/Polri.
Pada kesempatan kunjungan ke Kabupaten
Gowa, Sulawesi Selatan ini Menteri LHK juga sempat mengunjungi Taman Bunga
Malino di Kampung Bulubalea, Desa Pattapang, Kecamatan Tinggi Moncong untuk
melihat proses budidaya bunga kirsan. Kunjungan ini juga dalam rangka menjajaki
kemungkinan pengembangan Malino sebagai kota wisata mandiri yang maju dalam
aspek pengembangan pariwisata alamnya. (MK)