![]() |
Ilustrasi peserta ujian masuk perguruan tinggi negeri di Unhas. Foto : Tribun Timur/Hanif Burhani |
JAKARTA, MK- Status alokasi kursi mahasiswa baru untuk masyarakat miskin tahun depan mulai menunjukkan titik terang.
Para rektor perguruan tinggi negeri (PTN) sudah kompak bakal mengalokasikan minimal 20 persen kursi untuk mahasiswa miskin. Selama 2012, alokasi 20 persen kursi mahasiswa baru untuk masyarakat miskin sudah berjalan. Di antaranya melalui alokasi program beasiswa pendidikan mahasiswa miskin berprestasi (Bidik Misi).
Tetapi yang menjadi
ganjalan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) adalah
alokasi kursi PTN belum menyebar ke seluruh fakultas. Kursi untuk
masyarakat miskin tadi masih menumpuk di fakultas-fakultas “kelas
dua”. Kemendikbud meminta alokasi itu menyebar hingga ke fakultas
berbiaya mahal, seperti fakultas kedokteran.
Ketua Majelis Rektor PTN
Indonesia (MRPTNI) Idrus Paturusi mengatakan, alokasi untuk
mahasiswa miskin yang kurang menyebar itu tidak sepenuhnya tepat.
“Di kampus kami (Unhas Makassar) alokasi untuk mahasiswa miskin
banyak juga di Fakultas Kesehatan (FK),” kata Idrus kemarin (25/12).
Tetapi, dia mengapresiasi
Kemendikbud mengingatkan kembali supaya PTN-PTN menilik kembali proses
pembagian alokasi kursi mahasiswa miskin tersebut. Idrus mengatakan,
pembukaan akses kuliah untuk masyarakat miskin ini mendapat respons
positif dari seluruh rektor PTN. “Saya rasa tidak ada satu pun rektor
PTN yang keberatan dengan program ini,” tandasnya.
Bahkan, banyak PTN yang
mengalokasikan kursi untuk mahasiswa miskin lebih dari 20 persen.
Menurut dia, anggaran negara untuk pembiayaan kursi mahasiswa miskin
sudah ada. Yakni dalam bentuk bantuan operasional PTN (BO PTN). Di Unhas
Makassar, tahun ini mendapatkan alokasi BO PTN Rp 40 miliar. “Tahun
depan saya belum tahu karena masih dibahas di Kemendikbud,” kata dia.
Namun, Idrus optimistis
alokasi BO PTN cukup menambal biaya operasional kampus. Kewajiban
menampung mahasiswa miskin juga membuat PTN rajin mencari sumber
beasiswa. “Saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang rutin
memberikan beasiswa langsung kepada mahasiswa. Entah itu swasta atau
BUMN.”
Idrus mengingatkan kepada
masyarakat, khususnya yang miskin untuk tidak takut mendaftarkan anaknya
masuk PTN. “Yang pertama masuk dulu, nanti kami fasilitasi mencari
beasiswa,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Idrus
juga mengevaluasi program Bidik Misi. Dia mengatakan, secara berkala
masing-masing kampus mengontrol kualitas akademik mahasiswa penerima
program Bidik Misi. Setiap ada mahasiswa Bidik Misi yang indeks prestasi
kumulatif (IPK) sementaranya di bawah 3 langsung dipanggil. “Kita
tanyai mereka ada masalah apa. Tetap dipertahankan di atas 3,” kata dia.
(wan/oki/jpnn)